*''Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh ,,,''*

Kamis, 30 Juni 2011

♥♥ ~*Inilah Alasan Rosulullah Melarang Ummatnya Minum Sambil Berdiri*~ ♥♥

♥♥ ...
♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥
♥♥ ~*Inilah Alasan Rosulullah Melarang Ummatnya Minum Sambil Berdiri*~ ♥♥
♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥


Dalam hadist disebutkan “janganlah kamu minum sambil berdiri”. Dari segi kesehatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfinger. Sfinger adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.

Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Jika kita minum sambil berdiri. Air yang kita minum otomatis masuk tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika menuju kandung kemih itu terjadi pengendapan di saluran speanjang perjalanan (ureter). Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter inilah awal mula munculnya bencana.

Betul, penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang sungguh berbahaya. diduga diakibatkan karena Susah kencing, jelas hal ini berhubungan dengan saluran yang sedikit demi sedikit tersumbat tadi.

Dari Anas r.a. dari Nabi saw.: "Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri". Qatadah berkata, "Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa hal itu lebih buruk."

Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lambat. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.

Adapun rasulullah saw pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat azas darurat!

Manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum.

Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.

Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokkan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.

Dari berbagai sumber

Msih mau minum sambil berdiri kah???

GHIBAH adalah UNSUR KEBENCIAN dan PERMUSUHAN

=================================
GHIBAH adalah UNSUR KEBENCIAN dan PERMUSUHAN
=================================

Sebagian orang -(semoga Allah menunjuki mereka)- tidak menganggap gunjingan (ghibah) sebagai perkara mungkar atau haram. Ada yang mengatakan, “Jika yang anda katakan itu memang terdapat padanya, gunjingan itu tidak haram”. Mereka tidak mempedulikan hadits-hadits Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.

===

Menggunjing (ghibah) hukumnya haram dan termasuk dosa besar, baik aib yang digunjingkan ada pada diri seseorang maupun tidak. Dasarnya adalah ketetapan dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, ketika beliau ditanya tentang menggunjing, beliau bersabda :

“Engkau membicarakan aib saudaramu padahal ia tidak suka (bila dibicarakan)”.

Ada yang bertanya,

“Bagaimana bila yang aku katakan itu memang benar ada pada saudaraku?”.

Beliau menjawab,

“Jika memang benar bahwa yang kau katakan itu ada padanya, engkau telah menggunjingnya (ghibah), sementara jika itu tidak ada padanya, berarti engkau telah berdusta tentangnya”.

Diriwayatkan pula dari beliau Shalallahu 'Alaihi Wasallam, pada malam Isra beliau melihat suatu kaum berkuku kuningan, mereka mencakari wajah dan dada dengan kuku tersebut. Beliau menanyakan tentang mereka, dijawab bahwa mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan merusak kehormatan sesama manusia.

Allah Ta’ala telah berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. [QS. al-Hujurat : 12]

===

Setiap muslim dan muslimah hendaknya mewaspadai perilaku ghibah (menggunjing). Hendaknya pula saling menasihati untuk meninggalkannya. Semuanya dalam rangka taat kepada Allah Ta'ala dan RasulNya. Begitupula hendaknya punya semangat untuk menutupi aib saudaranya sesama muslim, tidak menyingkapkan aib mereka.

Ghibah termasuk unsur kebencian, permusuhan, dan perpecahan masyarakat. Semoga Allah menunjukkan kaum muslimin kepada kebaikan.

===

(Syaikh Ibnu Baz, majalah ad-Da’wah, nomor 1170)

Sumber: Majalah al-Fatawa vol IV/No 12/Dzulhijjah 1429/Desember 2008 hal 23.

ღ☆ღ KEUTAMAAN WANITA SHOLEHAH ღ☆ღ

ღ☆ღ KEUTAMAAN WANITA SHOLEHAH ღ☆ღ

♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥


Bismillahirrahmanirrahim


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Sahabat dan saudaraku di jalan Allah …ini adalah sebuah catatan untuk renungan bagi diriku,dirimu dan diri kita semua, tak ada maksud diri ini intuk menggurui sahabat sekalian, ini hanya sekedar berbagi ilmu semoga bermanfaat buat sahabat dan saudaraku semua…aamiin..


Abdullah bin Amr radhiallahu 'anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:


“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467).


Subhanallah.. ternyata Islam begitu mulia menempatkan wanita sebagai perhiasan dunia. Karena wanita, dunia ini akan sejahtera dan karena wanita pula dunia ini akan binasa.. Wanita sholehah ibarat mutiara yang terjaga, untuk mendapatkannya pun perlu perjuangan yang tidak mudah.


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiallahu 'anhu:


“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki? Yaitu : istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkan , membuat bahagia dan menentramkan suami, bila diperintah akan mentaati ,bila ditinggalkan bisa menjaga kesucian diri, harta dan keluarga.

.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah: “Tatkala Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu bersama menemanimu. Bila engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu. Engkau dapat meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia mentaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara/mengasuh anak-anakmu.” (‘Aunul Ma‘bud, 5/57).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah pula bersabda:


“Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang luas/ lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)

Ketika Umar ibnul Khaththab radhiallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?”
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505)

Cukuplah kemuliaan dan keutamaan bagi wanita shalihah dengan anjuran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi lelaki yang ingin menikah untuk mengutamakannya dari yang selainnya.

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)

Empat hal tersebut merupakan faktor penyebab dipersuntingnya seorang wanita dan ini merupakan suatu kabar berdasarkan kenyataan yang biasa terjadi di tengah manusia, bukan suatu perintah untuk mengumpulkan perkara-perkara tersebut, demikian kata Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah. Namun dzahir hadits ini menunjukkan boleh menikahi wanita karena salah satu dari empat perkara tersebut, akan tetapi memilih wanita karena agamanya lebih utama. (Fathul Bari, 9/164)

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “(فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ), maknanya: yang sepatutnya bagi seorang yang beragama dan memiliki muruah (adab) untuk menjadikan agama sebagai petunjuk pandangannya dalam segala sesuatu terlebih lagi dalam suatu perkara yang akan tinggal lama bersamanya (istri). Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mendapatkan seorang wanita yang memiliki agama di mana hal ini merupakan puncak keinginannya.” (Fathul Bari, 9/164)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Dalam hadits ini ada anjuran untuk berteman/ bersahabat dengan orang yang memiliki agama dalam segala sesuatu karena ia akan mengambil manfaat dari akhlak mereka (teman yang baik tersebut), berkah mereka, baiknya jalan mereka, dan aman dari mendapatkan kerusakan mereka.” (Syarah Shahih Muslim, 10/52)


Nah dari uraian di atas jelaslah saudaraku, bahwa tak ada pilihan lain agar kita memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat kecuali menjadi wanita sholehah perhiasan dunia terindah, didamba penduduk bumi dan dirindukan surga. Bagi kita menjadi wanita sholehah adalah sebuah kesadaran dan ini semoga menjadi tekad kita bersama.

Barakallahu fiikum


♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥
(´'`v´'`)
`•.¸.•´♫¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.¸¸.¤
.¸.•´¸.•*¨)
(¸.•´ (¸.•´ ♥♥♥♥
♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ