*''Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh ,,,''*

Sabtu, 21 Mei 2011

Tiba Saatnya Untuk Berdoa

“Wahai Rabb kami, milik-Mu lah segala puji sebagaimana selayaknya sesuai dengan keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu..

Wahai Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji, segala syukur, dan segala kekuasaan, kepada-Mu lah segala urusan dikembalikan..


Kami semua butuh, maka berilah kami, dan bagi-Mu lah segala puji. Kami semua lemah, maka kuatkanlah kami, dan bagi-Mu lah segala puji..


Kami semua sesat, maka tunjukilah kami, dan bagi-Mu lah segala puji..


Kami semua miskin, maka kasihilah kami, dan bagi-Mu lah segala puji..


Ya Allah, kami meminta kepada-Mu sebagaimana permintaan orang-orang miskin, dan kami menyeru kepada-Mu sebagaimana seruan orang-orang hina, serta kami berdoa kepada-Mu sebagaimana doa orang-orang yang membutuhkan..


Kami berdoa kepada-Mu sebagaimana doa orang yang banyak dosanya, besar bencananya dan lemah usahanya..


Kami tidak mampu menghitung puja-puji kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana Engkau puji diri-Mu..


Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad, junjungan kami di masa lalu. Berikanlah shalawat kepada Muhammad, junjungan kami di masa akhir.

Berikanlah shalawat kepada Muhammad, junjungan kami di tempat tertinggi sampai hari kiamat. Juga berikanlah shalawat kepada Muhammad, junjungan kami pada setiap masa dan zaman.

Ya Allah, kumpulkanlah kami dalam naungan panji benderanya..


Ya Allah, sampaikanlah kami ke telaga Kautsarnya..


Ya Allah, siramkan kepada kami dari tangannya yang mulia, minuman yang baik yang membuat kami tidak lagi dahaga..


Ya Allah, himpunkanlah kami bersamanya sebagaimana kami mengimaninya meskipun belum melihatnya. Janganlah pisahkan kami dengannya sampai kami memasuki pintu masuknya..


Ya Allah, kami tidak mendapatkan kebersamaan dengannya di dunia, janganlah Engkau lewatkan untuk kami kebersamaan dengannya di surga..


Ya Allah, kami mempersaksikan-Mu bahwa kami mencintai Nabi-Mu, maka kumpulkanlah kami bersamanya di Surga Firdaus..


Ya Allah, Yang Maha Memiliki Keagungan dan Kemuliaan, Wahai Yang Maha Dekat.. Ya Qarib, Ya Qarib.. Engkaulah yang telah berfirman : “Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuk kalian.”


Wahai Yang Maha Mencintai.. Ya Wadud, Ya Wadud..


Wahai Yang Memiliki Singgasana yang agung..


Wahai yang Maha melakukan apa yang Dia inginkan..


Ya Allah, ampunilah kami sebagaimana Engkau mengampuni pada hari Arafah..


Ya Allah, berikanlah taubat kepada kami dan ampunilah kami.. tiada lagi bagi kami selain Engkau..


Rabbi..inilah kehinaanku nampak nyata dihadapan-Mu, dan inilah keadaanku tiada samar lagi bagi-Mu, Kepada-Mu lah aku meminta sampai kepada-Mu.

Dengan-Mu lah aku mencari petunjuk menuju Engkau. Tunjukilah aku dengan cahaya-Mu untuk menuju Engkau. Dan teguhkan aku dengan ketulusan berhamba dihadapan-Mu..

Tuhanku, ajarkanlah aku ilmu-ilmu-Mu yang tersimpan dan sucikanlah aku dengan rahasia nama-Mu yang suci..


Kepada-Mu aku menggantungkan diri, maka janganlah biarkan aku.


Kepada-Mu aku meminta, maka janganlah kecewakan aku..


Atas karunia-Mu lah aku berharap, maka jangan halangi aku..


Ke sisi-Mu aku menuju, maka janganlah jauhkan aku..


Dan di pintu-Mu lah aku menunggu, maka janganlah usir diriku..


Ya Allah, perkenankanlah doa kami..


Dan penutup doa kami adalah segala puji hanyalah milik Allah, Rabb seruu sekalian alam.”



Sumber : Amru Khalid dalam bukunya “Ibadah Sepenuh Hati”, Do’a hal.185-187.

Cara Masuk Surga


QS.Surat Ali Imran ayat 133 dan 134 :
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dari dua ayat tersebut dapat diambil kesimpulan, kalau mau jadi orang bertakwa yang dijanjikan kepada mereka dua hadiah istimewa yakni ampunan Allah dan surga yang seluas langit dan bumi maka kita harus dapat mengerjakan tiga amalan ini:
1. berinfak di waktu lapang dan sempit;
2. menahan amarah;
3. memaafkan kesalahan orang.

Lalu apa susahnya? Ternyata memang berat, memang susah. Maka pantas saja bagi Allah untuk memberikan kepada yang mampu melakukannya imbalan terbesar itu. Ya, bagaimana tidak manusia sesungguhnya mempunyai tabiat kikir artinya manusia tidak mau melepaskan sebagian haknya kepada orang lain dengan seikhlas hatinya. Ditambah lagi dengan setan yang menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan. Otomatis lintasan pikiran untuk berbagi tidak menjadi mainframe kehidupan manusia.
Tapi bagi mereka yang mengetahui bahwa segala harta bendanya itu hanya amanah yang dititipkan Allah kepada dirinya, dan mengetahui bahwa sebenar-benarnya harta yang dimiliki adalah harta yang ia infakkan maka tabiat kekikiran dan tipuan setan itu mudah dikikis. Karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah tipu daya yang lemah.
Lalu bagaimana jikalau kita-kita ini sebagai manusia dengan tabiat kikir yang sudah diredam sehingga selalu timbul semangat untuk berbagi di setiap kesempatan tapi masalahnya kita tidak punya kelapangan rezeki? Nah, inilah salah satu bentuk ujian bagi kita. Wajar sih kalau lagi kaya kita selalu berinfak, tapi sungguh luar biasa jikalau sebaliknya. Tidak punya apa-apa tapi selalu bersemangat dalam berbagi. Inilah yang perlu kita tiru.
Di lapang ataupun sempitnya keadaan kita, semangat berbagi hendaknya senantiasa menjadi hiasan hidup kita. Apalagi kalau kita mendengar janji Allah yang akan melipatgandakan sepuluh kali lipat bahkan menggandakan 700 kali lipat buat orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Kalau meniru bahasanya Ustadz Yusuf Mansyur: ”ente-ente mau kaya, sedekahlah”. Matematika kehidupan yang berlawanan 180 derajat dengan pakem teori ekonomi yang paling canggih di abad ini. Atau dengan bahasa lainnya: ente-ente mau sehat, sedekahlah atau ente-ente mau selamat dari malapetaka, sedekahlah. Sedekah mengatasi masalah tanpa masalah.
Satu nasehat baik untuk pembaca semua.
***

Menahan amarah. Ini juga suatu perbuatan yang rada-rada sulit dan berat. Apalagi kalau marah disaat kita mempunyai kekuasaan, punya power, kesempatan untuk membalas dan menyakiti orang lain. Maka pantas saja ada statement bahwa orang yang terbaik adalah orang yang mampu mengendalikan amarahnya disaat ia mampu membalas. Pantas pula Rasulullah SAW pernah berkata: ”janganlah kamu marah, maka bagimu surga”.
Saat marah yang tidak pada tempatnya itulah saat di mana setan menguasai hati dan akal kita. Sehingga wajar saja orang yang sedang marah ia tidak akan mampu memberikan penalaran yang baik terhadap kondisi sekitar. Marah bisa menjadi awal untuk melakukan perbuatan-perbuatan dosa lainnya. Menyakiti secara lisan dan fisik hingga terjadi pembunuhan.
Di sana ada api yang membakar diri. Yang cuma bisa dipadamkan dengan cara-cara Rasulullah SAW contohkan: pindah tempat berganti posisi dan berwudhu. Gampang sih, cuma karena nalar kita sudah dibolak-balikkan maka perbuatan yang semudah itu saja susah sekali dilakukan. Tinggal kuat-kuatnya kita dan orang lain saja menyadarkan diri ini. Pantas bagi orang yang bisa menahan amarah ia mendapatkan surga dan ampunan Allah.
Satu nasehat baik untuk pembaca semua.
***

Wahai kawan, ternyata memaafkan kesalahan orang lain pun menjadi suatu perbuatan mulia yang memang berat dilakukan. Bagaimana tidak, ketika kita disakiti orang lain dengan perkataan ataupun perbuatan maka sebagai manusia normal kita ingin sekali membalasnya dengan perbuatan yang setimpal bahkan jika perlu dibalas dua sampai sepuluh kali lipat. Kita sampai tidak bisa tidur hanya untuk memikirkan balasan itu. Hati kita gelisah, dongkol dan mangkel. Marah pun berkecamuk.
Ketika ia berusaha untuk memaafkan orang lain maka ia berarti sudah memutus habis banyak perkara. Ia menyerahkan semua urusannya kepada Allah. Ia telah menghilangkan penyakit pada hatinya. Ia menjadi orang yang benar-benar pemaaf dan berjiwa besar. Melapangkan dadanya dari kesalahan saudaranya. Ia membuat tidurnya lebih nikmat dirasakan tanpa gundah yang membuncah. Pantas saja bagi orang yang bisa memaafkan kesalahan orang lain mendapatkan ampunan Allah dan surgaNya.
Kawan pasti ingat tentang sebutan calon penghuni surga dari Rasulullah SAW terhadap salah seorang sahabatnya sehingga membuat penasaran sahabat yang lain. Di saat dicek amalan hariannya, amalan yang ia lakukan adalah amalan yang biasa dilakukan oleh sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang lain. Ternyata cuma satu yang beda: di setiap malamnya , sebelum tidur, ia memaafkan kesalahan saudara-saudaranya di hari itu. Subhanallah. Pantas saja bagi orang yang bisa memaafkan kesalahan orang lain mendapatkan ampunan Allah dan surgaNya.
Satu nasehat baik untuk pembaca semua.
***


Tuhan menciptakan taman Firdaus yang merupakan bagian dari surga untuk manusia karena manusia adalah anak Allah dan ciptaan-Nya yang mulia.

Tetapi sayang sekali Adam sebagai manusia pertama yang ditempatkan di Taman Eden / Firdaus berbuat dosa sehingga hubungan manusia dan Allah menjadi rusak sehingga dia diusir dari Taman Firdaus dan ditempatkan di bumi.
Sejak itu dosa menguasai keturunan Adam sampai sekarang dan tidak ada sesuatu yang manusia mampu usahakan untuk masuk surga karena tidak ada suatu kebaikan dalam diri manusia yang cukup untuk menebus dosa dan menjadi tiket masuk surga.
Selain itu tidak ada seorangpun manusia yang mampu hidup kudus dan benar secara sempurna di hadapan Allah. Tetapi manusia mencari jalan dengan kekuatan sendiri melalui amal, kebaikan dan perbuatan untuk dibenarkan di hadapan Allah dan kembali menjadi anak Allah. Apabila Anda merasa diri Anda seorang yang baik, apakah Anda bisa berkata Anda tidak pernah berbuat dosa? Allah adalah Allah yang suci dan kudus, sehingga tidak ada seorangpun manusia berdosa yang tahan berdiri di hadapanNya dan layak masuk dalam kerajaan Surga.